Muslim Yang Tidak Islam

Serius amat sih judulnya, terkesan berat…

Jadi semua yang akan disajikan berdasarkan pengalaman nyata, yang telah dicerna dan kemudian diambil kesimpulan oleh penulis (dalam hal ini gw). Jikalau ada pihak-pihak tertentu yang kurang berkenan, ada kemungkinan andalah yang sedang saya bicarakan.

Apa sih maksud judul diatas, pasti pada bingung. Awalnya gw mau bikin judul Muslim tapi tidak toleran, cuma kurang bombastis. Berawal dari pengalaman gw yang berinteraksi dengan berbagai tipe manusia dengan berbagai macam latar belakang agama, ras, dan suku dan mencermatinya terpintaslah sebuah kegelisahan atau lebih tepatnya pertanyaan. Sebelumnya gw menegaskan bahwa tulisan ini murni uneg-uneg gw, gak ada pihak manapun yang membonceng, soalnya gw gak naik motor pas nulis ini :D.

Muslim yang tidak Islam…

Seperti yang kita tahu bahwa sebenarnya Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, hanya saja penganutnya yang terkadang bertindak tidak toleran. Dalam hal ini gw bicara toleransi antar sesama Muslim ya, bukan dengan agama atau keyakinan lain. Karena semua berangkat dari lingkungan terdekat, gak usah jauh-jauh deh.

Coba deh kita liat realita pas Bulan Ramadhan kemarin, siapa sih yang mayoritas teriak-teriak minta rumah makan tutup di siang hari? Umat Muslim kan. Tapi kenyataannya di lingkungan gw justru Umat Muslim-lah yang tidak lebih sopan daripada rekan-rekan dari agama lain. Bukti kecil adalah ketika jam makan, memang ada beberapa golongan yang tidak wajib berpuasa, tapi apakah serta merta menggugurkan kewajiban untuk menghormati saudaranya yag berpuasa? Di saat saudara yang justru tidak se-Iman dengan penuh kesopanan meminta maaf atau berpindah tempat ketika jam makan, justru yang Muslim dengan santainya makan di depan yang sedang berpuasa. Aneh gak sih? Iya aneh banget.

Belum lagi gw memperhatikan justru terkadang yang Muslim itu senang ketika ada saudaranya terlibat dosa. Gw punya pengalaman ketika akan menyantap suatu makanan yang ternyata mengandung babi justru temen gw yang Muslim diam saja dan senang bukan kepalang atas musibah yang gw alami. Di waktu lain temen-temen gw yang non-Muslim dan berbeda negara justru amat sangat toleran bahkan tak segan memasak makanan Halal ketika gw berkunjung ke tempat tinggalnya.

Atau masalah penggunaan speaker untuk adzan? Pengamatan gw sih yang banyak menolak penggunaan speaker justru orang Islam sendiri lho. Yang non-Islam justru tenang-tenang aja (hasil diskusi dengan beberapa rekan).

Iya gw ngerti emang gak semua gitu kok masih banyak yang baik (kalimat pamungkas beberapa orang dan golongan). Tapi yang banyak bisa kalah dengan yang sedikit, jangan lupakan itu. Perlu diingat kalau dengan saudara se-agamanya saja seperti itu bagaimana interaksi mereka dengan saudara-saudara lain yang berbeda latar belakang? Gw yakin orang-orang ini yang makin memperburuk citra Islam sebagai Rahmatan lil Alamin.

Gw juga pernah kok menjerumuskan orang supaya berdosa, tapi gw belajar untuk gak mengulangi hal-hal seperti itu. Karena yang akan tercoreng bukan hanya individu tapi apa yang gw anut juga akan tercoreng. Percuma ibadah rajin tapi toleransi sesama Muslim nya di bawah rata-rata.

Gw bukan Tuhan yang berhak menghakimi, tapi gw punya hak untuk menyampaikan aspirasi. Suka atau tidak suka itu hak anda.

Sampai jumpa…

This entry was posted in Story and tagged , , , . Bookmark the permalink.

One Response to Muslim Yang Tidak Islam

  1. wy says:

    Berawal dari nge-googling “konversi IPK LN”, eh ketemu blog ini… keasikan baca n memutuskan nyorat-nyoret di kolom reply. Tulisan-tulisan ngawurnya menarik mas. salam kenal ya, and slamat buat acra weddingnya nanti, smoga lancar 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.