Social Media dan Kontrol Sosial

Akhirnya setelah sekian lama, gw kembali kesini, ke sebuah layar kosong yang harus diisi dengan untaian kata-kata indah nan puitis. Tapi tenang gw gak akan buat puisi kok, jadi yang udah ngarep dimodusin silahkan duduk kembali.

Mungkin tema kali ini akan sedikit berat, sepertinya dia lupa diet habis lebaran jadinya makin berat saudara-saudara. Spoiler tulisan kali ini adalah mengenai social media temans. Kenapa saya mau nulis tentang social media sih? Ah iseng aja, kebetulan dulu tugas akhir kan bahas social media, menarik lho buat diteliti. Nah dulu kan social media sama pengaruhnya terhadap consumer behaviour sekarang social media sebagai kontrol sosial.

Buat yang belum tahu apa itu social media, kita bahas dulu yuk pengertiannya. Menurut Drury (2008) Social media itu adalah sebuah wadah dimana manusia berbagi pengetahuan, informasi dan opini. Lalu hal ini diperkuat dengan pendapat Setiawan (2012) yang menyatakan bahwa social media adalah tempat interaksi dan berbagi perasaan dan tempatnya modusin orang (ini pendapat agak serius, banyak bercanda). Jadi sekarang udah kebayangkan social media itu apa.

Lalu apa kaitan social media dan kontrol sosial? Seperti kita ketahui pengertian kontrol itu adalah sebuah proses pengawasan yang diperlukan agar sesuatu hal tidak melenceng dari norma atau aturan. Kontrol sendiri tentunya memerlukan sebuah tools untuk dapat berjalan dengan baik dan efektif. Salah satu tools yang bisa dipakai adalah social media, sesuai dengan pendapat Vollmer dan Precourt (2008) yang menyatakan bahwa masyarakat akan menggunakan social media sebagai alat untuk mencari informasi sebelum mereka membuat keputusan. Seperti halnya jika anda ingin punya pacar, pasti stalking tentang dia di social media kan sebelum anda nembak atau nerima? Secara tidak langsung anda sedang melakukan kontrol sosial terhadap target anda. Atau jika anda punya pacar, pasti sering kepo-in social media pacarnya kan, bahkan kadang sampai pinjem akun temennya (upss ketahuan deh).

Beberapa contoh diatas adalah gambaran kecil dari social media sebagai fungsi kontrol di dalam masyarakat. Banyak contoh lebih besar, seperti beberapa waktu lalu ketika ada mobil masuk ke jalur busway kemudian banyak yang men-tweet kejadian tersebut. Hasilnya adalah secara tidak langsung dapat memberikan warning terhadap calon-calon pelanggar (kalau masih punya malu lho). Dinamisasi social media menjadi tumpuan masyarakat untuk melihat informasi yang mungkin tidak tercakup di media massa. Karena seperti kita tahu bahwa banyak media massa yang membuat berita sesuai pesanan.

Ketajaman social media dalam menjadi alat kontrol sudah banyak memakan korban. Sekecil apapun kesalahan anda bisa terekspos di social media lho. Hal ini banyak sebenernya cukup bermanfaat untuk kita agar lebih berhati-hati dalam bertindak (apalagi para public figure) karena makin banyak mata yang melihat anda dan makin cepat informasi tersebar.

Bagi sebagian orang yang anti kritik hal ini menjadi sebuah momok yang menakutkan (lebih nakutin dari film conjuring). Karena  pasti suatu saat anda akan kena kritik atau at least opini anda akan menjadi debatable ketika dituangkan ke social media. Beberapa orang pernah jadi korban gw sih, ada yang marah-marah sampe telpon nyokap gw (emangnya gw masih bocah SD) dan banyak juga yang nyiyir doank. Ya resiko lain adalah gw juga kena kritik kadang hinaan, tapi alhamdulillah gw mah senyum aja.

Social media juga bisa melatih kepekaan kita terhadap isu yang berkembang di lingkungan kita. Jadi jangan beralasan gak ada media untuk menyampaikan pendapat, lalu kemudian jadi orang apatis. Berpendapat boleh kok, selama gak menyinggung SARA. Andai ada pribadi yang kesindir itu wajar kok, berarti secara tidak langsung anda mengakui anda salah kan.

Udah cukup serius belum tulisan hari ini? Gw takut andai terlalu serius bisa bubar atau ganti vokalis kaya grup band. Yah intinya sih take it easy aja apa kata orang, aneh lho andai social media gak dinamis, berarti tujuan awal mula diciptakan gak berhasil.

Demikian coretan kali ini, berhubung udah ditunggu bidadari di alam mimpi gw mohon pamit dulu. Semoga bisa lebih update nulis ya.

See you ,

BS

This entry was posted in Story and tagged , , , . Bookmark the permalink.

6 Responses to Social Media dan Kontrol Sosial

  1. antie says:

    kk boleh liat tugas akhirnya ga? soalnya ampir sama tugas nya sama tugas kampus, siapa tau kk bisa bantu, thx

  2. nurhaeni says:

    mba bisa dapat buku media sebagai alat kontrol sosial dimana? tugas akhir sy berhubungan seperti itu tpi di samarinda ga ada bukunya. makasi informasinya 🙂

    • 3Maskentir says:

      mbak nurhaeni, kami bukan mbak-mbak lho,namanya saja maskentir, kalau mbak nanti jadinya mbakentir.LOL. maksudnya buku apa ya?

  3. nurhaeni says:

    hahahaha…. maaf kk khilaf 😀
    sy butuh buku yang membahas secara detail media massa sebagai alat kontrol sosial,
    kira-kira bisa dapat dimana ya kk?
    mohon informasinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.