Halo teman-teman saya dimanapun kalian berada,
Bagaimana keadaan dan semangat teman-teman saat ini, semoga tetap berani untuk selalu mengatakan kebenaran dan tidak pernah mau untuk menutupi kemunkaran.
Sebelumnya gw ingin membuka surat ini dengan sebuah pernyataan bahwa terlepas dari apa yang akan gw sampaikan, di sini tujuan utama gw adalah berusaha untuk berpikir kritis dan juga obyektif. Tidak ada tujuan untuk menggurui atau menyalahkan siapa pun.
Baiklah, beberapa waktu ini gw banyak disuguhi berita yang cukup spektakuler dari dalam negeri kita tercinta. Mulai dari berita yang cukup membanggakan dan juga yang cukup mengiris hati. Penuh dinamika, sebuah pertanda bahwa bangsa kita ada dalam proses kemajemukan berpikir dan menunjukkan bahwa kebebasan dalam berpendapat mulai mendapat apresiasi yang tinggi. Dari banyaknya berita yang saya dengar ada beberapa berita yang cukup menggelitik dan perlu dicermati karena melibatkan kita para pemuda dan pemudi Indonesia. Berita yang paling enak untuk dibicarakan mengenai banyaknya kegagalan dalam bidang olahraga di negara kita. Contoh paling baru adalah kegagalan total Tim Thomas dan Uber Indonesia. Selanjutnya adalah mengenai berita kegagalan konser Lady Gaga di Indonesia, 2 berita yang memiliki kesamaan, yaitu kegagalan.
Banyak orang berpikir apa sih hubungan dari 2 berita ini? Well menurut gw hubungannya tentu bukan saudara seperguruan atau bahkan saudara kandung, baik Thomas, Uber dan Lady Gaga bukan berasal dari satu garis keturunan, kecuali dari Nabi Adam ya, hehehe. Gw berusaha mencermati beberapa hal dari peristiwa ini,antara lain mengenai perhatian yang diberikan kalangan muda terhadap 2 hal ini. Kegagalan Tim Thomas dan Uber tampak kurang mendapat porsi perhatian dari kalangan muda bangsa kita, berbeda 180 derajat dari kegagalan konser Lady Gaga di Indonesia. Gw gak tau ada apa dengan kita sebagai penerus bangsa ini, sedikit miris andai kita mau berpikir dan merenung sejenak mengenai bagaimana sikap dan tindakan kita akhir-akhir ini.
Sob, mungkin emang gak semua orang suka bulutangkis layaknya tidak semua orang juga menyukai lagu dan gaya dari Lady Gaga. Di sini gw bukan berbicara mengenai taste tapi lebih kepada tanggung jawab kita sebagai ujung tombak bangsa Indonesia. Gw kadang berpikir apakah nanti kelak beberapa tahun setelah tulisan ini jadi, gw akan berjuang demi bangsa Indonesia sendirian tanpa teman-teman semua ataukah kita akan sama-sama berdiri demi kokohnya pondasi negara Indonesia. Pemikiran ini gw rasa cukup logis, karena perlahan namun pasti ideologi kita mulai terkikis dengan kebodohan dan sikap apatis kita sendiri.
Bulutangkis memang bukan olahraga asli Indonesia, melainkan produk yang dipopulerkan oleh bangsa Inggris. Sob, lo tau gak walaupun bukan asli Indonesia, dengan bulutangkis, bangsa Indonesia bisa berdiri sama tinggi dengan bangsa lain! Coba kita bandingkan dengan nonton konser Lady Gaga, ya kita memang bisa sama tinggi dengan bangsa lain, secara literary, tapi itu juga kalau kita jinjit sob, tau sendiri gimana perawakan bule, hehehe. Gw sendiri gak begitu peduli dengan pembatalan konser, dengan alibi apapun dan siapapun yang berusaha membatalkan konser tersebut. Menurut gw gak ada ruginya buat bangsa kita, paling yang rugi promotornya doank sob. Takut dicap negara barbar dan ketinggalan jaman serta negara yang tidak toleransi? Sob itu alasan gak masuk akal, mau bukti? Andai ada yang bilang negara kita negara barbar, coba deh mereka suruh berangkat ke negara Israel, suruh nongkrong disitu dan lihat bagaimana mereka membunuh anak-anak kecil dan orang-orang tak berdosa. Ketinggalan jaman? Ah, yang bikin ini terjadi adalah kita sob, iya kita, orang-orang yang sedang membaca tulisan ini. Kenapa begitu? Karena kita berusaha membodohi diri kita sendiri dengan sebuah fatamorgana. Coba sob, andai kita gak usah repot-repot mikirin itu konser, tapi berpikir bagaimana kita bisa membuat inovasi di bidang apapun dan kelak diakui di dunia sebagai Made in Indonesia and Made by Indonesian! Tentu itu menurut gw jauh lebih baik dan bermanfaat. Oia, mudah-mudahan gw salah nih, gw punya asumsi para ABG yang dengan semangat ’45 mau nonton itu pasti hafal mayoritas lagu Mother Monster kan? Tapi gw agak sangsi apa mereka hafal lagu nasional dan lagu daerah Indonesia ya? Upsss…
Sob, ketika anda semua bersedih hati karena kegagalan konser, ratusan teman-teman kalian para pelajar Indonesia di seluruh penjuru dunia pada saat yang bersamaan sedang berpikir apa yang harus kami perbuat untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia di negara tempat mereka sedang berkuliah! Sama-sama dengan semangat ’45 mereka berusaha menampilkan dan juga belajar untuk menari, bermain alat musik , dan menampilkan keindahan Indonesia. Kalau gw boleh bertanya, kalian malu gak sih? Gw akan merasa sangat malu sob, malu karena disaat gw berusaha membela ideologi dan kebudayaan dari dunia antah berantah, teman-teman gw di tempat lain mati-matian belajar untuk menyuarakan keindahan Indonesia! Tapi itu gw sih sob, gak tau deh kalian gimana, ehehehe. Buat bukti nih gambar di bawah sedikit bercerita bagaimana teman-teman gw menampilkan tarian dari Indonesia di Inggris, background mereka bukanlah penari sob, tapi mereka mau belajar!
Luar biasa bukan teman-teman kita ini? Mereka adalah pelajar di Newcastle, United Kingdom, dan saat itu sedang menampilkan Tari Saman dalam sebuah acara tentang Indonesia. Nah gimana, malu gak coba?
Masa depan negara Indonesia ada di tangan kita sob! Jadi mulai sekarang ayo kita lebih banyak memberikan perhatian kepada kebudayaan Indonesia dan juga segala sesuatu yang dapat meningkatkan value jati diri bangsa kita di mata dunia internasional. Jangan jadi orang apatis terhadap bangsa sendiri dan dinamis terhadap bangsa lain, semua harus balance! Negara memerlukan orang-orang terbaik seperti kita!
Merdeka!